Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

HARI INI HARINYA TUHAN

Gambar
(Ibrani 4:1-13) Hari-hari yang kita jalani setiap hari adalah hari dimana kita boleh menjalani berbagai aktivitas kehidupan selama di dunia ini. Penghargaan setiap orang terhadap hari tentu bermacam-macam. Tergantung entah apa yang orang pikirkan dan lakukan. Entah apa yang dipriotitaskannya bagi kehidupan. Ada yang menganggap setiap waktu dalam setiap hari begitu penting  dan berharga. Harus diisi dengan berbagai aktivitas pekerjaan yang mendatangkan sejahtera. Karenannya tidak heran bila ada orang yang mengistilahkannya dengan “Time Is Money”. Hidup selalu terpacu untuk menghargai waktu, menggunakan waktu yang begitu berharga, tidak menunda-nunda pekerjaan, atau hidup hanya bermalas-malasan! Ada bermacam tanggapan orang terhadap hari yang dijalaninya. Tentu saja itu berdasarkan pengalaman yang dialaminya. Pengalaman setiap orang terhadap hari-hari yang dijalaninya tentu tidak sama. Ada yang menganggap bahwa hari itu adalah hari kesialan, hari duka, hari yang baginya bagaikan mendun

PEREMPUAN TANPA NAMA

Gambar
Lukas 13:10-17 Entah siapa nama perempuan dalam nas ini, tidak disebutkan. Namun yang jelas sejak lahir ia punya nama, entah Chyntia, Melly, Agnes, Monica, atau siapa saja. Dapat Anda bayangkan ketika ia masih anak-anak, remaja, bahkan ketika telah beranjak dewasa andaikan ia bernama Chyntia, atau Monica. Dapat Anda bayangkan juga andai waktu itu ia seorang putri jelita. O h, bahagianya dia….. namun kini apalah daya, sekarang tak ada yang mengingat namanya. Ia hanya disebut seorang “perempuan”. Tak ada yang menarik padanya. Apalagi wajah di usia tuanya. Ditambah lagi punggungnya bungkuk karena penyakit yang dideritanya. Apa yang menarik? Dan siapa yang tertarik?! Saudara, sudah 18 tahun ia menanggung sakit. Bukan hanya itu, tetapi malah penderitaan lahir batin. Karena di masyarakat Yahudi penyakit dengan embel-embel “dirasuk roh jahat” dapat dianggap karena seseorang kurang iman, atau karena dosa orang yang bersangkutan. Dapat pula Anda bayangkan, betika ia berpapasan dengan orang-

MENUJU AMBANG PINTU SABAT ILAHI

Gambar
(Ibrani 4:1-13) Kitab Ibrani 4:1-13 sebenarnya tidak membahas soal “perhentian” (beristirahat) bekerja pada hari Sabat atau tentang keunggulan “hari sabat” Tuhan, hari ketujuh secara harafiah (seperti yang sering disalatafsirkan oleh sebagian orang), tidak! Lebih dari itu! Ia merujuk ke suatu tempat “perhentian” dalam arti yang lain, yang lebih luas, yaitu suatu tempat dalam “sabat Ilahi”, “perhentian Ilahi” di Sorga, yang disediakan bagi orang yang percaya kepada Kristus Yesus. Dengan kata lain, merujuk ke suatu “tempat peristirahatan kekal abadi di Sorga”, sebagaimana Allah beristirahat pada hari ke tujuh setelah penciptaan dunia ini. Suatu tempat perhentian bagi mereka yang taat kepada Tuhan. Kenapa kita katakana bahwa Kitab ibrani 4:11-13 tidak bertujuan melulu membahas soal Sabat dan perhentian (beristirahat) pada hari ketujuh secara harafiah? Ini alasannya! Mari kita selidiki kata perkata (khususnya ay. 9) dari teks Yunani aslinya, yang berbunyi demikian: “ara {oleh

BERSEDEKAHLAH DENGAN TULUS

Gambar
Matius 6:1-4 Bersedekah atau memberi sedekah, adalah suatu tindakan mulia. Karenanya tidak heran bila Agama juga menganjurkannya. Bersedekah… oh, itu tanda tulusnya cinta, ungkapan jiwa-jiwa yang mulia. Perduli dengan penderitaan sesamanya. Berbela rasa karena pekanya jiwa. Mana ada orang kikir dapat bersedekah dengan sesamanya. Hanya orang yang  mulia jiwanya yang dapat melakukannya. Hanya persoalannya, tindakan mulia ini juga terkadang menjadi cela. Tercemar oleh dosa kesombongan yang menyertainya. Apa pasalnya? Karena tidak jarang dilandasi motivasi yang salah. Jadi salah arah. Yesus mengkritik cara beragama yang salah. Meluruskan cara bersedekah yang salah: “Tetapi jika engkau member sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.” (ay.3). Jadi bersedekahlah dengan tulus. Dengan cara yang lurus. Itulah maksud Yesus! Bersedekah itu memang mulia. Janganlah meremehkannya. Karena tidak tanggung-tanggung keuntungannya. Surga taruhannya! Alkitab sendiri me

KETIKA KANTONG PERSEMBAHAN PERSIS DI DEPAN ANDA!

Gambar
(II Korintus 9:6-15) Ketika kantong persembahan persis di depan Anda, apa yang Anda lakukan…? Entahlah, hanya Anda yang bisa menjawabnya! Karena hati orang siapa yang tahu. Entah biasa-biasa saja. Entah luar biasa. Entah tulus atau tidak. Entah polos atau ada apa-apanya. Entah si merah, si biru atau si recehan yang ikut serta. Persisnya, hanya Anda dan Tuhan saja yang tahu setiap keterlibatan kita dalam persembahan-persembahan dimana kita berperan ambil bagian! Ketika kantong persembahan persis di depan Anda! Kenapa terasa sulit dan berat? Nah… nah… nah… Ini barangkali sudah dari sononya. Sudah terbiasa. Hanya bisanya menambah dan mengali, tetapi tak bisa mengurang dan membagi! Manusia pada umumnya memang rata-rata hafal betul yang namanya arti untung dan rugi! Ketika kantong persembahan persis di depan Anda, apa yang diikutsertakan? Hanya kita masing-masing yang tahu jawabnya! Berikut sebuah ilustrasi. Sebuah ilustrasi tentang sikap si pemberi dalam persembahan. Tentang si

SIAPA YANG BERTAHTA DI HATI ANDA?

Gambar
2 Samuel 15:13-37 Alkisah (ini hanya kisah fiktif saja), bertemulah dua sosok setan mengadakan dialog. Yang satu kelihatan sangat gemuk, segar dan ceria. Sedangkan setan yang satunya lagi sangat kurus, sakit-sakitan, muram dan mirip seperti kata pepatah, hanya tinggal tulang. Apa masalah mereka? Apa yang mereka perbincangkan? Nah, ikuti dialog mereka seperti be rikut ini. Setan yang gemuk membuka pembicaraan: “Koq kamu kelihatannya sangat kurus, sakit-sakitan, dan muram? Ada apa dengan mangsa anda?” (mangsa: maksudnya manusia yang mereka goda). Dengan wajah sedih, setan yang kurus memberi jawaban: “Ya, itulah masalahnya. Habis mangsa saya itu sulit saya taklukkan. Bagai tembok beton, susah ditembus. Habis kalau saya goda bila ia makan, ia berdoa sebelum makan. Bila saya mau menyimpangkan jalannya, ia duluan berdoa ‘Tuhan, tuntunlah jalan hamba’. Bila saya goda tawarkan tempat foya-foya dan tempat remang-remang sehabis gajian, ia juga terlebih dahulu berdoa: ‘Tuhan, berkatilah ua

KINI AKU MERDEKA DI DALAM KRISTUS! (Pengalaman Mengharukan Tentang Perjamuan Kudus)

Gambar
Markus 14:22-25 Pada tahun 1985 di suatu desa kecil bernama Tumbang Tamirah (daerah Kahayan) pernah terjadi suatu pengalaman megharukan berhubungan dengan Perjamuan Kudus. Kisah ini dituturkan kembali oleh seorang Hamba Tuhan senior (sekarang telah Emeritus) yang pernah ia saksikan dan sangat memberkati selama ia bertugas di daerah itu. Pengalaman mengharukan ini selalu diingatnya, menginspirasi serta menguatkannya melaksanakan pelayanan, secara khusus tentang Perjamuan Kudus, hingga Hamba Tuhan ini menjalani masa-masa Emeritus (Pensiun) masa sekarang kini. Di desa Tumbang Tamirah, adalah seorang warga jemaat, seorang Bapak yang telah lama menderita sakit. Ia dan beserta keluarganya telah berusaha mendapatkan kesembuhan, namun tidak membuahkan hasil. Walau segala apa yang ada, uang, ladang, harta, direlakan semua demi untuk mendapatkan kesembuhan bagi dia yang sangat dicintai oleh keluarga. Secara medis menunjukkan, bahwa ia tidak dapat bertahan lama menjalani kehidupan di d