Postingan

TIADA TEMPAT BAGI KERAGUAN!

Gambar
TIADA TEMPAT BAGI KERAGUAN! Mazmur 119:129-136 Pada bulan Agustus 1973, Samantha White dari Steilacoon, Washington, seorang gadis berumur 8 tahun telah berhasil mendaki puncak gunung Kilimanjaro pada ketinggian 19.340 kaki. Dia dianggap orang termuda yang pernah mendaki puncak pegunungan tertinggi di Afrika itu. Dalam pendakian itu, ayahnya telah gagal sampai pada ketingg ian 18.640 kaki dan diserang sakit penyakit. Sebenarnya ada banyak pendaki ulung yang jauh lebih berpengalaman dari pada gadis berumur 8 tahun itu. Namun gadis itu telah membuat kejutan bagi para pendaki kawakan. Kenapa dalam kenyataannya banyak anak-anak Tuhan kalah dalam aneka pergumulan? Tidak sedikit yang stress, kecewa, dan putus asa seperti tak memiliki pengharqapan? Jawabnya tentu, karena ia tidak memiliki dasar kekuatan untuk melawan dan memenangkannya. Karena ia tidak mendasarkan hidupnya pada kedalaman Firman Tuhan. Ya, doa-doa hanya sekedar penyampaian unek-unek dalam kekecewaan pada Tuhan, untuk m

PEREMPUAN KANAAN YANG PERCAYA

Gambar
Matius 15:21-28 Dia hanyalah seorang perempuan. Pada jamannya merupakan kaum marginal yang direndahkan. Entah siapa namanya, juga tak disebutkan. Maklum, dia memang bukan seorang terhormat yang namanya sering terpampang dengan huruf-huruf besar di koran dan selalu diingat! Dalam nas pun hanya menggunakan sebutan “perempuan”. Bukan itu saja. Yang lebih menyakitkan, karena dia adalah seorang Kanaan yang nota-bene orang kafir sungguhan. Tidak heran, bila orang Yahudi menjuluki mereka dengan istilah “anjing”. Suatu istilah yang kasar, najis, kotor dan sangat hina. Dapat Anda bayangkan! Apa yang menarik dari kisah perempuan kafir Kanaan yang satu ini? Nah, ini. Dia memiliki hati yang siap “men-Tuhan-kan Kristus sebagai Tuhan”. Ketika berjumpa dengan Yesus, rasa hormat dan sapaan agung dari hatinya yang suci begitu kentara: “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud…” (Ay.22). Sungguh menakjubkan. Dia mengakui ke-Messias-an Yesus, sang pembebas dari keturunan Daud. Sebutan yang jaran

KENAPA YESUS DITOLAK DI NAZARET? KENAPA HANYA TONGKAT DAN ALAS KAKI?

Gambar
Markus 6:1-13 Kenapa Yesus ditolak di Nazaret? Kenapa orang-orang sekampung-Nya sendiri tidak menerima pengajaran Yesus ketika mengajar di rumah ibadat? Padahal, bukankah pengajaran-Nya penuh hikmat dan membuat orang banyak hingga terkagum-kagum heran? Bukankah Yesus juga begitu banyak membuat mujizat di tempat lain dan tentu mereka juga telah mendengarnya? Tapi kenapa di kampung halama-Nya sendiri Dia ditolak? Bila kita telusuri dengan saksama, maka inilah beberapa alasanya. Mengutip sebuah buku berjudul “Zealot: The Life and Times of Jesus of Nazareth” tulisan Reza Aslan keturunan Persia, seorang profesor penulisan kreatif di University of California, Riverside, terbit pada 16 Juli 2013, mengatakan bahwa: “Yesus berasal dari desa bernama Nazareth dan berasal dari keluarga tekton, artinya bahwa Dia berasal dari kalangan yang paling miskin di antara yang miskin." Tanpa kecuali, itu berati juga berlaku untuk keluarga Yusuf dan Maria keluarga si tukang kayu penduduk N

JANGAN MENYERAH PADA NASIB

Gambar
Roma 8:18-30 Bagaimana sikap kita selaku umat percaya ketika menghadapi atau mengalami penderitaan? Apa hanya pasrah menyerah saja? Atau menganggap bahwa itu adalah sudah nasib? Oh, saudara, tak ada kamus nasib dalam kehidupan orang percaya. Allah kita adalah Allah sumber damai sejahtera. Allah juga merancangkan damai sejahtera bagi Anda. Bukan nasib! Karenanya, istilah nasib hanya berlaku bagi orang yang tak memilik pengharapan di dalam Tuhan. Memang kita juga akan mengalami berbagai kegagalan, penolakan, perpisahan, kehilangan, kesakitan, kesepian, dan kekecewaan, dalam hidup. Tapi bukan berarti itulah nasib! Bagi kita selaku umat percaya, seperti kata Paulus, bahwa penderitaan itu laksana seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia mela¬hir¬kan anaknya, ia tidak ingat lagi akan pende¬ritaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Penderitaan bahkan kematian sekali pun bukanlah akhir segalanya. Penderitaan di dunia ini h

DI DEPAN PINTU GERBANG SORGA...

Gambar
(Matius 25:31-46) Di hari penghakiman nanti (seperti yang dipaparkan oleh Yesus sendiri), ini yang akan terjadi. Ketika Yesus datang untuk kedua kali sebagai raja, semua manusia akan dihakimi di hadapanNya. Semua manusia ditetapkan dan ditempatkan seperti antara kelompok kambing dan domba. Ada yang ditempatkan di sebelah kanan (domba), ada yang di sebelah kiri (kambing). Sepanjang yang bisa kita pahami, yang ditempatkan di sebelah kanan (domba) tentu adalah calon penghuni sorga. Sedang yang di sebelah kiri (kambing) tentu para calon penghuni neraka! Saudara, pertama-tama, tentu kita pengin tahu, apa sih yang menjadi kriteria pengelompokannya? Sehingga ada kelompok domba dan kelompok kambing? Nah, ini! Dari apa yang mereka perbuat kepada sesama! Tindakan sederhana, tetapi riil dan tepat guna! Perhatikan apa yang Yesus tegaskan: “…..sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” Sungguh di lu

KETIKA ATAP RUMAHNYA DIBONGKAR

Gambar
Lukas 5:17-26 Ketika kita membaca nas ini, pada umumnya perhatian kita segera tertuju kepada Yesus, si orang lumpuh, atau juga orang Farisi, para ahli Taurat, dan orang banyak yang ada di situ. Jarang kita terpikir tentang sesuatu yang lain. Saat ini saya mengajak Anda untuk memperhatikan soal kecil, tentang seseorang yang jarang kita singgung dalam cerita ini. Siapa dia? Yang saya maksudkan tiada lain tiada bukan adalah si pemilik rumah melalui mana peristiwa ini terjadi. Mungkin hal ini kelihatannya sepele, tapi bukanlah ia juga adalah bagian penting dalam cerita ini? Dapatkah Anda bayangkan andaikata si pemilik rumah ini tidak mengijinkan mereka membongkar atap rumahnya dalam rangka usaha para sahabat si lumpuh untuk mendapatkan jalan pertolongan untuk mendapatkan kesembuhan? Dapatkah Anda bayangkan seandainya ini adalah sebuah rumah mewah dengan nilai jutaan bahkan milyaran rupiah (dalam konteks kekinian kita), koq begitu saja direlakan untuk dibongkar atapnya untuk menurunkan

BILA KETAMAKAN MERAJAJELA

Gambar
Lukas 12:13-21 Pada dasaranya manusia sudah dari sononya memiliki karakter ketamakan, seperti kata Firman Tuhan: “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya itu…..” (Pengkhotbah 5:9). Cara orang mendapatkannya, bagaimana orang memperlakukan dan mempergunakannya, dan apa tujuannya! Ya, di situlah titik persoalannya. Dan celakanya bila dengan memiliki semuanya lalu merasa lebih berkuasa. Mau berbuat seenaknya kepada siapa saja dan apa saja. Berlaku semena-mena. Seakan menjadi “tuhan” kecil atas sesamanya. Harta benda, kekayaan, uang atau pun jabatan sebenarnya bukanlah barang haram. Juga belumlah berarti dosa. Hanya bila kurang diwaspada, bisa berbahaya. Yesus sendiri mensifatkannya: “Karena di mana hartamu berada di situ juga hatimu berada.” (Matius 6:21). Tive manusia yang hanya pintar menambah dan mengali untuk mengumpulkan harta, tapi kurang pintar untuk membagi kepada sesama dan Kerajaan Allah, itulah ciri

NAMA BAIK LEBIH BERHARGA DARI KEKAYAAN BESAR!

Gambar
Amsal 22:1-16 Adalah seorang berparas cantik dan kaya bernama Paris Hilton. Dia seorang selebritis sekaligus merupakan anak dari orang nomor satu di bisnis perhotelan terkemukan di dunia. Richard Hilton, ayahnya, adalah pemilik hotel Hilton yang tersebar di seluruh dunia. Paris Hilton terkenal akan kecantikannya. Tetapi dia juga terkenal dengan kehidupan yang glamor, memiliki kebiasaan berpesta pora. Bahkan dia pernah menjalani hukuman penjara karena sederetan pelanggaran lalu lintas. Paris menyandang nama Hilton di belakang namanya, jadi apapun yang dia lakukan, orang akan menghubungkannya dengan ayahnya. Waktu ia menjadi narapidana, secara tidak langsung ia sudah mencemarkan nama baik keluarganya. Raja Salomo mengajarkan bahwa nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar. Sekaya apapun seseorang, namun jika ia dibenci orang, semuanya tidak akan berarti. Banyak orang lupa menjaga nama baik demi mengejar harta, dan pada akhirnya penyesalan lah yang mereka dapati. Tidak salah ji