Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

BELAJAR MENGHARGAI HAK ORANG LAIN

Gambar
Imamat 25:1-22 Ada dua Hari Raya besar yang disebutkan dalam nas ini, pertama adalah Hari Raya Yobel, dan kedua adalah Tahun Sabat. Hari raya Yobel atau yang dinamakan juga “Tahun Pem bebasan”, “Tahun Rahmat Tuhan” diadakan setiap lima puluh tahun, berawal sejak hari raya Pendamaian (Im. 25:8, 9, 10). Ini merupakan tahun kudus. Tiga ciri khas menandai Tahun Yobel (sebuah tahun yang tiba setiap 50 tahun). Semua budak Israel harus dibebaskan. Semua harta warisan yang dijual harus dikembalikan kepada keluarga yang semula. Tanah tidak boleh digarap.   Sedangkan Tahun Sabat? Setiap tujuh tahun bangsa Yahudi merayakanTahun Sabat. Pada tahun itu semua pekerja di ladang berhenti bekerja, hasil bumi menjadi milik umum, hutang dihapus, semua orang Ibrani yang menjadi hamba dibebaskan (Kel. 21:3; 23:11; Im. 25:2, 4, 5; Ul. 15:1-3). Pengabaian hari raya ini oleh bangsa Yahudi memiliki konsekuensi, pembuangan bangsa ini selama tujuh puluh tahun merupakan hukuman atas kelalaian melaksanakan

CARI BERKAT “YES”! CARI NAMA “NO”!

Gambar
II Samuel 12:26-31 Saudara, rasa-rasanya, hampir tidak ada  manusia di dunia ini (kalau mau jujur), yang tidak menginginkan nama baik. Mana ada orang yang mau nama baiknya dicemari oleh orang lain.  Martabatnya direndahkan atau dilecehkan orang lain. Sebab, bukankah pada umumnya, rata-rata orang mati-matian mencari dan mempertahankannya? Boleh jadi Anda menolak ketika ada orang  berkata kepada Anda: “bapak hebat” atau “ibu hebat”! Tapi (kalau mau jujur), bukankah semacam ada sesuatu yang nyaman menggelitik di dalam dada? Benar begitu saudara? (silahkan menjawab dalam hati masing-masing)! Tetapi bagaimana jika misalnya terjadi yang sebaliknya? Siapa kira-kira di antara kita yang mau terima begitu saja misalnya Anda dikatakan tidak jujur, tidak setia, tidak becus, tidak konsisten, dan ribuan kata tidak lainnya?  Padahal Anda tidak merasa seperti apa yang orang katakan? Apa Anda mau terima begitu saja? Bukankah bila itu yang terjadi, tidak jarang protes pembelaan d

HATI YANG TELAH DIPERSEMBAHKAN KEPADA ALLAH

Gambar
II Korintus 8:1-15 Jemaat-jemaat di Makedonia adalah Jemaat yang luar biasa.   Walau mereka sendiri tengah dibelit berbagai persoalan dan didera kemiskinan. Namun, hal itu tidak menumpulkan kemurahan hati mereka. Sebaliknya, mereka dengan penuh sukacita dan sukarela memberikan bantuan melampaui kemampuan mereka. Kedermawanan mereka ini sangat menyentuh Paulus, sehingga ia menggunakannya untuk menggugah jemaat Korintus agar meneladani sikap tersebut. Jemaat di Korintus selalu mendukung pelayanan Paulus karena pertama-tama mereka telah memberikan diri mereka kepada Tuhan.  Melalui nas ini Rasul Paulus menantang jemaat di Korintus dengan menceritakan kepada mereka tentang orang-orang percaya di Makedonia yang "sangat miskin" namun memberi "melampaui kemampuan mereka," yakni "memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah" (2Korintus 8:2-5). Ia mengingatkan para pembaca suratnya akan Juruselamat mereka, Tuhan Yesus, yang mampu mengubah kemiskin