Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013

JANGAN GAMPANG MENYERAH

Gambar
Matius 15:21-28 Melalui nas ini kita dihadapkan dengan kontras tentang dua macam orang yang katanya beriman tetapi memiliki respon yang berbeda. Di satu sisi, orang Farisi, seorang pemimpin agama namun beriman palsu, sedang di sisi lain ada seorang perempuan kafir dari Kanaan, kaum marginal yang direndahkan tetapi beriman sejati dan ia mendapat pujian dari Tuhan Yesus. Injil Matius mencatat kisahnya yang menarik,  tentang semangat imannya yang  pantang menyerah. Seorang wanita Kanaan memiliki anak perempuan yang kerasukan setan. Wanita ini tak memiliki harapan lagi bagi anaknya. Sampai ia mendengar Yesus berada di daerahnya. Wanita ini mendatangi Yesus dengan membawa masalahnya karena ia percaya Dia dapat menolongnya. Ia berseru kepada-Nya walaupun tampaknya segala hal dan semua orang menentangnya. Ras, latar belakang agama, gender, para murid, setan, dan sepertinya Yesus pun demikian (ay. 22-27). Ia menghadapi banyak rintangan, tetapi ia tidak menyerah. Ia gigih

KEBAHAGIAAN ORANG YANG MURAH HATINYA

Gambar
Rut 4:18-22 Kemurahan hati adalah salah satu sifat seorang Rut. Kemurahan hatinya kepada mertuanya menjadi berkat baginya. Tuhan memberikan berkat kepada Rut melalui  kemurahan hati Boaz. Boaz memperbolehkan Rut untuk tetap memungut jelai di ladangnya. Boaz bahkan memerintahkan para pekerja lelakinya untuk tidak mengganggu dia (Rut 2 : 9). Bahkan Boaz memerintahkan para pegawainya untuk dengan sengaja menjatuhkan berkas-berkas jelai supaya dipungut oleh Rut (Rut 2 : 16). Rut bahkan boleh ikut makan roti bersama-sama dengan para pekerja Boaz dan minum dari tempayan-tempayan yang disediakan untuk para pekerjanya (Rut 2 : 14). Ketika Rut menikmati kebaikan hati Boaz yang mengundang dia untuk makan bersama dengan para pegawainya, Rut teringat kepada mertuanya di rumah, sehingga ketika ia sudah makan dengan kenyang ia menyisihkan kelebihan makanan yang telah ia nikmati untuk ia berikan kepada mertuanya. Rut senang berbagi dengan orang lain yang berkekurangan. Ia tidak

PEMELIHARAAN ALLAH ATAS UMATNYA

Gambar
Rut 4:1-7 Saudara, melalui nas ini kita seolah-olah dibawa untuk melihat drama empat babak sesuai  dengan pembagian pasal. Melalui lika-liku kehidupan setiap tokoh dalam kitab Rut yang digambarkan melalui gaya sastra yang menarik, menyaksikan kepada kita supaya semakin yakin bahwa Allah pasti memelihara umat-Nya, walaupun cara yang dipakai Allah tidak selalu mudah untuk kita mengerti. Daya tarik kitab ini terletak pada budaya Israel yang kental mengenai perkawinan levirat, seorang penebus (terjemahan dari kata Ibrani go’el), serta cerita dengan latar kehidupan di pedesaan. Isi kitab yang tergolong singkat untuk sebuah kisah sejarah membuat kitab ini tidak membosankan. Kebaikan hati Rut dan kesetiaannya kepada mertuanya Naomi dan kepada Allah Israel rupanya diketahui oleh orang-orang sehingga kesaksian yang baik itu sampai ke telinga Boaz. (Rut 2 : 11). Ini juga adalah pengaturan Allah. Kesaksian Rut ini membuat Boaz sangat terkesan. Kemurahan hatinya kepada mertua

TUHAN ADA DI BALIK PERISTIWA KEHIDUPAN KITA

Gambar
Rut 3:1-18 Kisah ini harus dimengerti dari sudut pandang Hukum Taurat yang berlaku bagi umat      Tuhan pada masa itu. Melalui Hukum Taurat, Tuhan mengatur perlindungan bagi umat-Nya yang ditimpa kemalangan (Bdk. Im. 25 ). M isalnya, akibat panen gagal, seseorang harus berhutang menjual tanah atau bahkan diri sebagai budak. Keluarga terdekat berkewajiban menebusnya, agar kehidupannya dapat dilangsungkan. Rut memohon Boas “mengembangkan sayap” untuk melindungi keluarga mertuanya, Elimelekh dari kehancuran total (ayat 9 ). Dulu Elimelekh mungkin menggadaikan tanah dan ladangnya untuk lari ke Moab. Kini Rut dan Naomi janda-janda dari keluarga Elimelekh, tidak memiliki apa-apa kecuali bersandar penuh pada Tuhan, lewat belas kasih sanak keluarga yang diberkati. Naomi, seorang ibu mertua yang bijak, mengasihi, memikirkan; bukan saja nasibnya sendiri untuk mendapatkan penerus keluarganya yang telah tiada, tetapi memperhatikan kebahagiaan Rut. Boas, bukan hanya prihatin

BAGAIMANA ALLAH MENGUBAH NASIB SESEORANG?

Gambar
Rut 2:1-3 Bagaimana Allah mengubah ‘nasib’ seseorang? Kita dapat mempelajarinya dari kisah kehidupan Rut. Ini bukan kisah Cinderella, ini kisah nyata! Anda dapat diberkati seperti Rut. Kitab Rut menceritakan tentang orang-orang biasa yang menghadapi masalah kehidupan yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pindah rumah demi mencari penghidupan yang lebih baik, penderitaan karena kehilangan orang yang dikasihi, perpisahan, keputusan untuk setia pada pihak tertentu, percintaan, pernikahan, serta membentuk keluarga baru. Semua masalah di atas biasa dialami oleh hampir semua manusia di dunia. Akan tetapi, justru dalam masalah-masalah biasa itulah pesan pro-vidensia (pemeliharaan) Allah sangat nyata dan tersirat secara jelas dalam seluruh kisah dalam kitab Rut ini. Oleh karena itu, “pemeliharaan Allah” merupakan tema utama kitab ini. Pemeliharaan Allah dinyatakan mulai dari hal-hal biasa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari manusia, dan hal itu ma

RUT: TELADAN KESETIAAN

Gambar
Rut 1:1-22 Kisah Rut merupakan salah satu kisah klasik yang disukai banyak orang karena begitu mempesona dan penuturannya begitu agung. Apalagi kalau mengetahui situasi yang menjadi latar sejarah kisah tersebut, tidak dapat tidak kita akan mengagumi Tuhan, Allah Israel yang penuh dengan anugerah, belas kasih dan pemeliharaan atas umat-Nya yang tak layak menerima semuanya itu. Peristiwa ini terjadi pada periode yang disebut oleh banyak penafsir PL sebagai masa kekelaman. Masa itu adalah zaman hakim-hakim (1:1). Masa yang ditandai dengan jatuh bangunnya umat Israel dari kesetiaan mereka terhadap Tuhan dan perjanjian Sinai-Nya. Berulang kali umat Israel berzina rohani dengan menyembah dewa-dewi Kanaan yang menyakiti hati Tuhan. Tuhan menghukum mereka melalui penjajahan, penjarahan, dan penindasan bangsa-bangsa sekitar mereka. Kisah Rut tampil bagaikan bunga yang tumbuh mekar di tengah padang gurun yang gersang. Kisah itu sendiri dilihat dari progresnya juga, bagaikan

MEMUJI KEBESARAN ALLAH

Gambar
Keluaran 15:1-21 Saudara, Isaac Watt, pernah berkata bahwa: “orang yang menolak memuji Tuhan, berarti dia tidak pernah mengenal Allah.” Peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir adalah hal spektakuler yang tak pernah terbayangkan oleh bangsa Israel sendiri. Setelah melewati  sebuah situasi yang sangat dramatis Musa mengajak orang Israel untuk bersyukur kepada Allah lewat sebuah pujian. Melalui nyanyian ini menggambarkan dengan jelas keterpesonaan umat menyaksikan pertolongan Tuhan dalam perjalanan mereka. Tuhan membuat jalan tatkala tak ada jalan. Hati mereka penuh dengan ketakjuban dan sukacita. Mereka menyanyikan nyanyian pujian yang mengagungkan perbuatan Allah. Allah menjadi sumber kekuatan,     mazmur, dan keselamatan bagi bangsa Israel. Allah juga menjadi pahlawan perang. Dalam pasal ini, lima kali disebutkan tentang “tangan-Mu” atau “tangan kanan-Mu” (6, 12, 16, 17), yaitu tangan Allah yang melepaskan Israel (Bandingkan dengan Mazmur 106:26; 118:15-16).